TEKS EKSEMPLUM
JANGAN MATEMATIKA
Aku memang tidak begitu pandai
bila dihadapkan dengan soal-soal matematika. Saat duduk di bangku kelas
tiga SD, aku merasa soal-soal matematika yang harus aku pecahkan sangat sulit
dan membingungkan.
Sedangkan ibuku adalah
sosok wanita yang sangat perhatian terutama pada anak-anaknya. Beliau ingin
anak-anaknya menjadi anak yang shaleh, pandai, dan dapat dibanggakan. Sedangkan
saat duduk di bangku kelas tiga SD aku sudah mulai nakal dan malas belajar. Di
kelas, jika ada teman yang mengajakku
untuk ngobrol aku pasti lebih memilih ngobrol walaupun dengan suara pelan dari
pada harus mendengarkan guruku menerangkan materi pelajaran
Siang itu aku
pulang dari sekolah dengan memasang wajah yang lesu. Nilai matematika yang aku
dapatkan hari itu sangat memalukan. Dan seperti biasa, ibuku selalu menanyakan
tentang nilai yang didapatkan anaknya setiap pulang sekolah. Sambil
mengeluarkan bulu dari tas sekolahku, ibuku bertanya, “Hari ini kamu mendapat
nilai berapa, Nak?” Aku hanya bisa terdiam dan sulit untuik berkata-kata, hingga
ibuku mengulangi pertanyaannya kembali. Dengan wajah takut aku pun menjawab
pertanyaan ibu dengan terbata-bata dan suara lirih, “Mata pelajaran matematika
aku mendapat nilai dua, Bu.” Mendengar jawabanku, seketika itu pun ibuku marah.
Dilemparkanlah buku matematika itu tepat dihadapanku, kemudian beliau
menasehati aku.
Tetapi aku senang,
ibu menanyakan bahwa bwliau bangga terhadapku, karena aku telah berkata jujur
dan mau mengakui kesalahanku.
Sejak saat itu aku
berusaha keras untuk menggemari mata pelajaran matematika dan tidak mengulangi
lagi kesalahanku yaitu, ngobrol dengan teman ketika guru sedang menerangkan
pelajaran.
Maaf, ini bukan teks eksemplum. Karena teks eksemplum adalah tekas yang menceritakan kejadian yang jarang sekali terjadi. Sementara dapat nilai 2 bukanlah hal yang luar biasa apalagi jika si tokoh memang tidak bisa matematika (Jika si tokoh pandai matematika dan mendapat angka 2 baru disebut kejadian luar biasa). Ciri teks eksemplum yang kedua adalah, setelah si tokoh mendapat hal yang tidak terduga, si tokoh tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Sementara tokoh dalam cerita ini masih bisa memperbaiki nilainya yang jelek. Terimakasih :)
BalasHapusmakasih kakak, ini sangat bermanfaat. :)
BalasHapusYa , kita masih belajar semakin sering menulis dan ada yang mengkritik kita terpacu untuk lebih baik, Betul yang yang ditulis mas Tatjana Shapira FC, tapi itu sudah bagus ceritanya, teruskan kreasimu.
BalasHapusstrukturnya mana coeg??
BalasHapusstrukturnya mana coeg??
BalasHapusStruktur nya?
BalasHapus