TEKS ANEKDOT
OTOK-OTOK DAN ITIK-ITIK
Orang yang memiliki sifat jahat , dengki, dan iri biasanya akan
memiliki arus pemikiran yang pendek dan akan merugikan dirinya sendiri.
Sedangkan orang yang baik dan sabar biasanya memiliki cara berfikir yang baik
dan akan dapat melihat berbagai peluang dalam sebuah masalah atau kesulitan.
Itik-itik adalah seorang anak yang baik, ramah, suka menolong, dan
sabar, dia tinggal di sebuah rumah sederhana yang terletak di penggiran desa
bersama neneknya yang sudah tua. Sedangkakn Otok-otok adalah seorang anak yang
memiliki sifat jahat, iri, dan dengki. Setiap sore mereka berdua memiliki tugas
yang sama yaitu menggembala kambing-kambing mereka di sawah. Namun, Otok-otok
selalu saja berusaha untuk mencelakakan Itik-itik beserta kambing-kambingnya.
Suatu sore, ketika Itik–itik
dan Otok-otok sedang mengembalakan kambing-kambing mereka, tiba-tiba dari
belakang Otok-otok dengan sengaja melempari kambing-kambing milik Itik-itik
dengan batu tajam dan berukuran besar. Hingga akhirnya tiga ekor kambing milik
Itik-itik mati dengan mengenaskan. Melihat kejadian itu Itik-itik sama sekali
tidak marah, walaupun di hadapannya jga terlihat jelas Si Otok-otok tertawa
terbahak-bahak saat melihat kambing milik Itik-itik mati. Dengan akal kecerdasan
dan keterampilan yang Itik-itik miliki dia pun mampu mengubah kulit kambing
tersebut menjadi hiasan dinding yang sangat indah. Dan saat hiasan dinding dari
kulit kambing tersebut dijual, Itik-itik mendapatkan keuntungan yang sangat
banyak. Keesokan harinya Itik-itik menemui Otok-otok dan berkata, “Hai
Otok-otok! Terima kasih ya, karena setelah kau membunuh kambing-kambingku dan
aku menjualnya. Sekarang aku mendapat uang banyak.” Mendengar perkataan
Itik-itik, Otok-otok pun merasa kesal dan tanpa berfikir panjang dia kemudian
pulang ke rumah dan membunuh semua kambing-kambingnya. Selanjutnya dia memikul
kambingnya yang sudah mati tersebut dan berjalan mengelilingi desa sambil
menawarkan kambingnya yang sudah mati itu. “Kambing mati, kambing mati. Ayo
Bapak-bapak, Ibu-ibu, ayo di beli kambing matiku!”
Semua warga desa yang melihat tingkah Si Otok-otok hanya bisa
tertawa dan heran, mmereka mengira bahwa Otok-otok mengalami gangguan jiwa.
Begitupun dengan Itik-itik dia hanya tertawa dan menggelangkan kepala melihat
tingkah Otok-otok.
Dalam hati, Itik-itik merasa iba pada Otok-otok. Selain itu, dia
juga bisa menarik pelajaran dari hal tersebut bahwa betapa meruginya
orang-orang yanng tidak mau berfikir panjang.